Pages

Jangan Pernah Pacaran dengan Seorang Pshyco

Senin, 13 Juni 2011

Sebenarnya, saya sedikit muak menulis cerita ini. Lebay banget. dan sedikit..... PICISAN----rendahan. tapi seandainya kamu jadi tokoh si cewek dalam cerita ini, pasti sangat menyebalkan, bukan? 
oh, ya. bagi yang dulu pernah saya kirimi sms yang berisi kegajean-kegajean saya (cerpen), sms-sms itu ada hubungannya dengan cerita ini. yaaaa, sebenarnya sangat disayangkan sekali kalau cerita - cerita yang pernah saya kirim harus dikolaborasikan dengan cerita murahan ini. tapi, ya sudahlah.... toh bukan salah bunda mengandung ini #nggak nyambung.
ok, sepertinya saya terlalu banyak bicara.baiklah, selamat membaca (bagi yang mau saja) :P


 Jangan Pernah Pacaran dengan Seorang Pshyco


#percakapan di telepon
“ya, halo? Ada apa?” cewek itu mengangkat teleponnya denganwajah bosan.
“Sedang apa kau?” Tanya si cowokdi seberang telepon.
 “ Aku sedang menulis. Ada apa?” timpal si cewek yang memang seorang penulis.
“kamu menulis cerpen lagi? Bacakan ceritanya untukku, sekarang!” bentak si cowok memerintah.
”Tidak bisa sekarang. Aku sedang sibuk. Aku akan mengiriminya lewat email. Nanti ku telepon lagi.” Klik. Sambungan terputus.

CERPEN 1 = KASUS 1
Beberapa waktu ini, aku sering sekali mengingatnya. Ya. Mengingat cowok itu. Aku juga mengingat tempat gelap itu. Bukan, bukan tempat mesum, melainkan tempat terindah yang pernah aku kunjungi. Indah karena aku berkunjung bersamanya. Tak ada hal yang lebih indah disbanding bepergian ke tempat yang ku suka bersama orang yang kau cintai.
              Aku mengingat momen itu kembali. Ah, kenapa kau harus mengingatnya? Kenapaaku tak membuangnya saja kenangan itu bersama dengan datangnya musim panas,. Sulit untuk menjadi orang yang amnesia.
Aku membayangkan diriku berdiri diantara ribuan orang-orang itu dan diantara ribuan orang itu, hanya ada satu objek yang aku amati. Dia. Dia yang berdiri di sampingku dengan tangan kirinya yang menggenggam erat tangan kananku; meremas jari-jemariku, dan ku lihat semua orang tampak khidmat menyaksikan konser musik itu. Lampu-lampu diredupkan, hanya nyala korek apilah yang menjadi satu-satunya sumber penerangan di ruangan itu, bersama aku, dia, dan orang-orang.
                Konser musik klasik. Dari dulu, aku---maksudku, kamisama-sama pengagum berat musik-musik klasik. Romantis, kataku. Berkelas, katanya. Aku menghembuskan napas ketika kata-kata itu muncul di kepalaku (lagi), setelah sekian lama kau meninggalkannya. Mozart. Bukan komponis terkenal abad ke-19. Dia pacarku. Tapi hanya sebatas waktu itu. Bukan waktu ini. Katanya, dia sangat memuja Ibunya karena tepat memilih nama Mozart untuknya. ‘kalau saja pada waktu itu Ibuku melahirkan bayi perempuan, mungkin dia kan memberi nama bayinya Monalisa..’ suatu hari dia berkata begitu. Bukan hanya Mozart yang menyukai nama itu, aku pun begitu. Setidaknya, itu tidak membuat malu diri sendiri ketika kau ditanya “Siapa nama pacarmu?” dengan bangga aku akan menjawab “Mozart!”
Ah, otakku mulai mundur ke belakang lagi. Tentang Mozart, terutama tentang menonton acara konser musik klasik itu. Itu hari pertama aku kencan dengannya. Ketika grup band opera itu mendendangkan lagu Regresa a Mi, dia menciumku di bawah sinar korek api yang dia pegang dengan tangan kanannya.

*
“Darimana kau mendapatkan ide untuk menulis cerita ini, eh?” Tanya si cowok.
“tidak dari mana-mana. Dating sendiri. “ timpal si cewek belagak cuek.
“tidak mungkin. Ini pasti ceritamu dengan mantan pacarmu yang dulu, kan?”
“Tidak.” Si cewek tetap bersikukuh.
“Lalu?”
“Sudahlah,… aku malas berdebat. Aku capek. Lebih baik aku pulang saja!” si cewek segera meraih tas dan beranjak pergi meninggalkan si cowok.


#di kampus
“Sayang, makan yuk. Aku lapar!” ujar si cowok memperhatikan ceweknya yang sedang sibuk dengan laptopnya.
“…..” diam.
“Sayang, kamu itu lagi ngapain sih?? Kerjaanmu setiap hari selalu begini,. Dimana-mana. Tidak di kampus, di rumah, di kamar, di kelas, selalu saja menulis.
“Kau ini bicara apa, sih?”
“coba sini ku lihat. Tulisan keparat macam apa lagi yang kau tulis kali ini. “ bentaknya sambil merebut laptop dari tangan si cewek.

CERPEN 2 = KASUS 2

Namanya Okto. Dia lahir di bulan Oktober saat hujan terus-terusan turun. Dia berdagang otak-otak, salah satu makanan favorit emaknya. Emaknya telah lama mati. Tepatnya 2 bulan setelah emaknya melahirkan Okto. Kesengat listrik. Lidahnya terjulur., dan waktu itu halilintar sedang menyambar-nyambar. Si kecil Okto menangis di ranjang ayunannya. Ada sedikit noda basah di samping bantalnya. Dari atap rumah yangkebocoran. Si kecil Okto tak dapat mengerti apa-apa. Yang ia lakukan pada waktu itu, ialah menangis. Menangissekencang-kencangnya.karena ia lapar. Haus, batinnya. Di lantai, emaknya sudah tak bernapas lagi.
*
“Siapa Okto itu?”
“Hmm, bukan siapa-siapa.”
“Jangan-jangan itu pacarmu yang sekarang..” si cowok mulai menduga-duga. “kau sedang ada hubungan denganpedagang otak-otak, ya?! Mengaku saja!” lanjutnya.
“Heh, dengar ya! Aku sudah muak melihatmu cemburu dengan setiap tokoh imajinasiku. Dasar makhluk minim daya seni!” setelah selesai memaki,  si cewek itu pergi meninggalkan si cowok yang dongkol setengah mati.
Dasar Phsyco!” batinnya.


#KONFLIK di kelas
            Tampaknya, si cewek sedang sibuk menulis. Bukan, bukan menulis materi kuliah. Melainkan, menulis cerita (lagi). Si cowok yang kebetulan dudukdi samping cewek itu terus memperhatikan. Karena penasaran, si cowok itu dengan cepat menyerobot selebarn kertas itu dari atas meja si cewek. Dan lantas, langsung membacanya.

CERPEN 3 = PENYELESAIAN 1
Terimakasih karena telah menyadarkanku.
sadar akan aku mencintaimu.
aku mencintaimu.
aku cinta kamu.
aku telah jatuh cinta kepadamu.
dan saat ini, aku sedang mencintaimu.
aku ingin, aku tak akan berhenti mencintaimu.
aku ingin terus mencintaimu.
terus sadar, kalau aku itu sedang mencintaimu.
dan terus jatuh cinta kepadamu.
tak berhenti mencintaimu, tak jauh dari kata 'aku mencintaimu'.
*
“Sayang, ini benar-benar menakjubkan. Ini tulisan paling menyenangkan yang pernah kamu buat.” Ujar si cowok dengan muka terhura (terharu maksudnya)
“itu memang buat kamu. Saya membuatnya khusus untukmu. Saya harap, kamu nggak akan cemburuan lagi sama tokoh – tokoh dalam ceritaku. Semuanya nggak ada yang nyata, kecuali kamu.” kata si cewek.
“saying, aku mencntaimu. Maksudku, aku senang sekali bisa mencintaimu.”

#OOOoooooooww, so sweet… but so shit!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOG TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS