Pages

AKU DAN DIA.... (7)

Jumat, 04 Februari 2011

9 tahun silam…

Aku tak pernah tahu bagaimana cara menulis atau pun mengeja. Yang aku tahu, hanya ada satu cara yang membuatku dapat mengeja. Empat huruf itu,.

Satu hari, dia memberiku secarik kertas putih kosong. Dia ingin aku bisa menulis dan mengeja seperti dirinya. Namun, aku sudah bilang bahwa aku tak akan pernah mencoba untuk menjadi dia. Dia pun tak kan pernah mencoba menjadi aku, karena aku selalu melarangnya.

Di atas kertas putih itu, aku menulis satu buah kata yang yang akan terus aku ingat hingga detik ini, hingga aku dan dia masih selalu berhadap-hadapan dalam cermin yang sama. B-E-D-A. pada saat itu, aku mahir mengeja. juga menulis.

AKU DAN DIA.... (6)

Selasa, 01 Februari 2011

Aku bekerja lebih keras dibandingkan dengan dia. Aku yang mengoyak adonan roti,memanggang adonan hingga membuatnya tak gosong, dan aku pula yang membersihkan seluruh ruangan di toko ketika jam pulang.

Dia hanya menghitung jumlah uang, mengais-ngaisnya dengan jari-jemarinya, dan menempatkan masing-masing koin pada tempat yang sudah disediakan tanpa harus merasakan pedihnya berjalan.

“Hari ini panas sekali” ujar bos seraya mengibaskan sebuah buku nota di tangannya. Dan hal terakhir yang membuatku merasa sangat buruk rupa adalah ketika bos mengedipkan mata ke arah dia yang sedang berdiri di belakang meja kasir sembari menggumamkan kata “Panas. Eksotis.”
 
FREE BLOG TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS